Pandemi COVID-19 memporak-porandakan perekonomian dunia, tak terkecuali Jakarta. Tak terlepas dari ancaman resesi global, beberapa indikator ekonomi Jakarta hampir pulih dan tumbuh kuat dibandingkan dengan puncak pandemi COVID-19. Salah satu indikator yang menunjukkan pemulihan adalah nilai impor Jakarta yang berada di atas nilai sebelum pandemi, tumbuh 17,57 persen sejak Januari 2020.
Pada Januari 2023, impor Jakarta mencapai US$ 6.309,71 juta. Mengikuti tren dalam dua tahun terakhir setiap awal tahun, impor Jakarta mengalami kontraksi 3,11 persen dibanding bulan sebelumnya. Pada periode tersebut, impor nonmigas tercatat sebesar US$6.164,73 juta terhadap US$6.512,02 juta pada Desember 2022. Kontraksi impor month-to-month pada periode ini utamanya dipicu oleh penurunan barang konsumsi dan barang modal masing-masing sebesar 13,21 persen dan 9,03 persen. Di tengah penurunan impor, bahan baku/penolong menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 1,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada periode ini impor Jakarta turun 6,29 persen secara year-on-year dibandingkan dengan Januari 2022. Impor migas tumbuh sebesar 8,35 persen, sedangkan impor nonmigas mengalami kontraksi sebesar 6,59 persen. Karena sektor nonmigas mendominasi impor Jakarta (97,70 persen dari total impor Jakarta), maka kenaikan sektor ini akan sangat mempengaruhi nilai total impor Jakarta.