Bulan Juli 2012, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,55 persen. Laju inflasi Tahun 2012 mencapai 2,03 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 4,05 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan Juli terutama disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan. Lima kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok bahan makanan 1,58 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 1,33 persen; kelompok kesehatan 0,42 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,16 persen; dan kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,15 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya mengalami penurunan indeks atau deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar; dan kelompok sandang masing-masing 0,03 persen.
Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain: daging ayam ras (0,0900 persen); telur ayam ras (0,0624 persen); nasi (0,0469 persen); siomay (0,0431 persen); angkutan udara (0,0403 persen); ketupat/lontong sayur (0,0311 persen); bubur (0,0307 persen); gula pasir
(0,0292 persen); jeruk (0,0249 persen); daging sapi (0,0210 persen); petai (0,0151 persen); pecel (0,0147 persen); dokter umum (0,0145 persen); bayam (0,0118 persen); minyak goreng (0,0098 persen); upah pembantu RT (0,0095 persen); dan tempe (0,0089 persen).
Pada bulan Juli 2012, dari 66 kota yang diteliti seluruh kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Pangkal Pinang 3,17 persen dan kota yang mengalami inflasi yang terrendah adalah kota Sibolga 0,11 persen. Kota Jakarta menempati urutan tertinggi ke 47 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.