Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2012 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,2 persen dibandingkan nilai triwulan II/2012 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh semua sektor ekonomi, kecuali sektor perrtambangan-penggalian, dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (3,5 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya pembentukan modal tetap bruto (3,0 persen) dan konsumsi rumahtangga (2,4 persen).
Sementara PDRB triwulan III/2012 dibandingkan dengan PDRB triwulan III/2011 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,4 persen. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor perrtambangan-penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 10,8 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,1 dan sektor perdagangan-hotelrestoran sebesar 6,7 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pembentukan modal tetap bruto (7,1 persen) diikuti komponen konsumsi rumahtangga
(6,6 persen).
Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta sampai dengan triwulan III/2012 (Januari-September 2012) tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011.
Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2012 mencapai Rp 280,03 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 113,68 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2012 sekitar 63,9 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk
konsumsi rumahtangga sebesar 57,5 persen, ekspor sebesar 55,7 persen, dan
pembentukan modal tetap bruto sebesar 39,5 persen.