Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II/2012 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,3 persen dibandingkan nilai triwulan I/2012 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor kontruksi (3,8 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya konsumsi pemerintah (22,9 persen) dan pembentukan modal tetap bruto (7,8 persen).
Sementara PDRB triwulan II/2012 dibandingkan dengan PDRB triwulan II/2011 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,7 persen. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambangan-penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 12,5 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,8 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 7,2 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (11,0 persen) diikuti konsumsi pemerintah (7,1 persen).
Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta selama semester I/2012 tumbuh sebesar 6,6 persen dibandingkan dengan semester I/2011.
Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan II/2012 mencapai Rp 269,41 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 111,26 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta sekitar 64 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar 56,8 persen, ekspor sebesar 56,5 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 38,6 persen.