Bulan Oktober 2012, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,53 persen. Laju inflasi Tahun 2012 mencapai 3,79 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 4,80 persen.
Inflasi yang terjadi pada bulan Oktober terutama disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok sandang. Lima kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok sandang 1,99 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,24 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,23 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,19 persen; dan kelompok kesehatan 0,10 persen. Satu kelompok tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga. Sedangkan satu kelompok lainnya mengalami penurunan indeks yaitu kelompok bahan makanan 0,39 persen.
Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain: emas perhiasan (0,2051 persen); kontrak rumah (0,1546 persen); sewa rumah (0,1430 persen); tarip parkir (0,0256 persen); rokok kretek (0,0253 persen); daging ayam ras (0,0207 persen); upah pembantu RT (0,0182 persen); rokok putih (0,0109 persen); wortel (0,0107 persen); bayam (0,0066 persen); tarip kereta api (0,0063 persen); cabe merah (0,0047 persen); air kemasan (0,0043 persen); jeruk, ikan tongkol, dan deodorant masing-masing (0,0037 persen); dan tomat sayur (0,0035 persen).
Pada bulan Oktober 2012, dari 66 kota yang diteliti 37 kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Manokwari 0,97 persen dan kota yang mengalami inflasi yang terrendah adalah kota Kediri 0,01 persen. Kota Jakarta menempati urutan tertinggi ke 4 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.